Kata orang bahwa wayang khususnya di Jawa itu lahir dari kebudayaan Hindu, disini mencoba untuk sedikit menelaah apakah benar wayang itu murni dari Hindu?



Agama Islam berkembang ke berbagai pelosok dunia termasuk di Indonesia. Kedatangan agama Islam ke negeri ini telah melewati beberapa negara di dunia sudah barang tentu memiliki adat, kebiasaan dan kebudayaan sendiri yang sedikit banyak telah memengaruhi perkembangan agama Islam yang masuk ke Indonesia. Hal tersebut kemudian mengalami penyesuaian-penyesuaian, termasuk penyebaran melalui seni tradisional wayang kulit, kenapa dipilih wayang sebagai media penyebaran Islam di Jawa?
Sesuai dengan Islam yang membawa kedamaian, Islam dalam penyebaran nya tidak dibenarkan dengan kekerasan. Karena pada zaman tersebut masih banyak orang yang beragama Hindu maka cerita sengaja diambil dari cerita Hindu dengan tujuan lebih familiar.

Mari kita bandingkan cerita wayang versi Hindu dan Islam

Kebanyakan cerita wayang diambil dari kisah Mahabarata


Dalam lakon Mahabarata terdiri beberapa periode/Parwa sebagai berikut:

1. Adi parwa : Kehidupan Pandawa 5 dan para sepupunya Korawa di astina -> PERIODE MEKAH, masa Rasulullah SAW dan Abubakar RA, Umar RA, Usman RA, dan Ali RA dengan sepupu sepupu Kuraisnya di Mekah

2. Sabha parwa: Setelah akal bulus korawa ,membakar balai sigalagala/Rumah kaum pandawa, pandawa menyelamatkan diri ke hutan -> PERIODE HIJRIAH, Kaum kurais berupaya membunuh Rasulullah SAW, namun gagal dan kaum muslim hijrah dari Mekah.

3. Viratha parwa: pendawa melarikan diri ke wiratha dan mendapat perlindungan disana.-> PERISTIWA DI HABSYI; beberapa sahabat melarikan diri ke negeri Habsyi, Kaum kurais meminta raja Habsyi menyerahkan kaum Muslim tapi ditolak raja Habsyi.


Parwa-perwa yang selanjutnya adalah pandawa mulai kuat dan mulai melakukan peperangan melawan korawa. Ini mirip sekali dengan Kisah Rasulullah SAW dan para Sohabat melakukan Perang Badar, perang uhud dll.

Pendawa Lima melambangkan rukun Islam

1. Puntadewa mempunyai senjata kalimasada (kalimosodo) dalam Islam melambangkan rukun Islam yang pertama, yaitu 2 Kalimat Syahadat
Spoiler for Puntadewa:
2. Bima melambankan rukun Islam kedua (Sholat)
Karakter Bima yang tidak pernah tunduk kepada siapa saja, baik raja ataupun rakyat jelata bahkan dewa sekalipun melambangkan Sholat yang harus dikerjakan oleh siapa saja tanpa terkecuali.
Spoiler for Bima:
3. Arjuna, berbadan langsing tapi kuat dan sopan serta santun dalam wataknya melambangkan Puasa (rukun Islam ke-3)
Spoiler for Arjuna:
4. Nakula dan Sadewa, karakter yang kembar dan dalam cerita sangat jarang diceritkan bahkan hampir tidak pernah keluar dalam cerita-cerita perwayangan melambangkan Zakat dan Haji.
Spoiler for NAkula & Sadewa:


Kumpulan semar kemana yah?
Semar dan anak-anaknya tergolong dalam group Punakawan
tokoh punakawan terdiri atas Semar, Nala Gareng, Petruk, dan Bagong
Spoiler for punakawan:

Punakawan hanyalah "bahasa halus" dan "bahasa komunikatif" yang diciptakan oleh para sunan/wali di tanah Jawa. Para Wali dalam penyebaran agama Islam selalu melihat kondisi masyarakat-baik dari adat istiadat maupun dari budaya yang berkembang saat itu.

Apa makna yang terkandung dalam setiap tokoh punakawan ini? Mari kita amati satu persatu:

1. Semar: aslinya tokoh ini berasal dari bahasa arab Ismar. Dalam lidah jawa kata Is--biasanya dibaca Se. Ambillah contoh Istambul menjadi Setambul. Ismar berarti paku. Tokoh ini dijadikan pengokoh (paku) terhadap semua kebenaran yang ada atau sebagai. Advicer dalam mencari kebenaran terhadap segala masalah. Paku di sini dapat juga difungsikan sebagai pedoman hidup, pengokoh hidup manusia. Apa pengokoh hidup manusia itu? Tidak lain adalah agama. Sehingga, semar bukanlah tokoh yang harus dipuja, tapi penciptaan semar hanyalah penciptaan simbolisasi dari agama sebagai prinsip hidup setiap umat beragama.
2. Nala Gareng: juga diadaptasi dari kata Arab Naala Qariin. Dalam pengucapan lidah jawa pula kata Naala Qariin menjadi Nala Gareng. Kata Naala Qariin, artinya memperoleh banyak teman, ini sesuai dengan dakwah para wali sebagai juru dakwah untuk memperoleh sebanyak-banyaknya teman (umat) untuk kembali kejalan Allah SWT dengan sikap arif dan harapan yang baik.
3. Petruk: diadaptasi dari kata Fatruk. Kata ini merupakan kata pangkal dari sebuah wejangan Tasawuf yang berbunyi: Fat-ruk kulla maa siwallahi, yang artinya: tinggalkan semua apa pun selain Allah.Wejangan tersebut kemudian menjadi watak para wali dan mubalig pada waktu itu. Petruk juga sering disebut Kanthong Bolong artinya kantong yang berlobang. Maknanya bahwa setiap manusia harus menzakatkan hartanya dan menyerahkan jiwa raganya kepada Allah SWT secara ikhlas, tanpa pamrih dan ikhlas, seperti bolongnya kantong yang tanpa penghalang.
4. Bagong: berasal dari kata Baghaa yang berarti berontak. Yaitu berontak terhadap kebatilan dan keangkaramurkaan. Dalam versi lain kata Bagong berasal dari Baqa' yang berarti kekal atau langgeng, artinya semua manusia hanya akan hidup kekal setelah di akhirat nanti. Dunia hanya diibaratkan mampir ngombe (sekadar mampir untuk minum).


Sunan Kalijaga (salah satu dari 9 wali di Jawa) yang pertama kali untuk menyebarkan agama Islam melalui Wayang.

Bagaimana menurut kaskuser sendiri mengenai wayang?

Tidak ada komentar:

Akhirnya

Baru kali ini aku pingin buat blog terus bisa kesampain, aku nggak biasa menulis atau merangkai karangan suatu cerita. hanya penasaran saja. yah... moga blog ini dapat bermanfaat bagi siapa saja. salam buat semua yang sudah berkunjung di blog yang sederhana ini.